Sayaajarkan – Bukan rahasia lagi bahwa fake news dan hoaks meresahkan masyarakat. Banyak yang gampang percaya, lalu ikut menyebarkannya di media sosial tanpa pikir panjang akibatnya di belakang.
Maklum saja, biasanya dua hal itu memang dibuat sedemikian rupa dengan tujuan uang atau apapun, agar menggugah emosi kita. Kalau tidak cermat, kita bisa terbawa perasaan dan langsung percaya.
Berbagai cara dilakukan untuk menghambat penyebaran berita palsu. Dari memblokir layanan tertentu, hingga menyeret pelaku ke jalur hukum. Tapi apakah efektif? Bisa iya bisa tidak. Yang jelas, kita wajib memeranginya.
Game tentang Hoaks
Sebuah tim lintas disiplin ilmu yang terdiri dari akademisi, jurnalis hingga praktisi media yang berbasis di The Hague, Belanda menghadirkan game online bernama Bad News. Berkolaborasi dengan University of Cambridge, Inggris, game online ini bertujuan mengajarkan kita cara mengenali hoaks namun dengan pendekatan yang berbeda.
Kita akan menjadi belajar memahami jalan pikiran pelaku pembuat hoaks supaya bisa membedakan berita mana yang palsu mana yang tidak. Memainkannya, kita akan “belajar” membuat konten hoaks itu sendiri.

Para peneliti menyamakannya dengan trik sulap. Ketika kita mengetahui rahasia sulap, maka kita tidak akan mudah dibuat takjub lagi dengan tipuan sulap tersebut.
Bad News menunjukan berbagai taktik dan metode yang dipakai pembuat hoaks, dan tentunya menunjukan betapa berbahayanya semua itu. Dari pembuatan tweet menghasut dengan akun palsu, hingga headline bombastis nan meresahkan. Game ini mempelajari metode yang digunakan oleh mantan penyebar hoaks, Jestin Coler.
“Cerita yang menyentuh emosi pembaca akan memicu mereka untuk membagikan konten, dan begitulah hoaks dan disinformasi menyebar,” tulis Coler dalam Nieman Reports, dikutip dari Liputan6.com.
Bad News bisa dimainkan di browser di https://getbadnews.com/#intro. Tapi sekali lagi ingat, ya! Tujuannya bukan untuk bikin hoaks, tapi agar bisa memeranginya dengan tidak mudah termakan berita palsu.
Intinya, jangan mudah termakan informasi yang beredar di media sosial atau internet pada umumnya. Pikir dua kali sebelum ikut membagikannya. Cek dan ricek!
