Sayaajarkan – Blade Runner memiliki status film sci-fi masterpiece bersamaan dengan Metropolis karya Fritz Lang dan 2001: A Space Odyssey. Tanyakanlah pada penggemar film ber-gendre Sci-fi, tidak mungkin mereka tidak tahu Blade Runner. Nah sekarang, setelah 35 tahun, fans dapat mengobati rasa penasaran mereka tentang apa yang terjadi dengan kisah Rick Deckard (Harrison Ford) setelah berhenti memburu android dan jatuh cinta dengan salah satu dari mereka, Rachael, melalui sequelnya: Blade Runner 2049.
Berkisah setelah 30 tahun dari film sebelumnya, Blade Runner 2049 memfokuskan untuk mengikuti kisah “K”, seorang Blade Runner, yang mencari android jenis lama untuk ‘menon-aktifkan’nya. Perjalanan “K” berubah saat ia menemukan sebuah Kotak berisi rangka android lama serta misteri yang tersimpan di dalamnya.
Layaknya manusia yang menemukan jati diri, K mulai mempertanyakan keberadaan dirinya. Siapa dia sebenarnya?
Blade Runner 2049 mengemas alur ceritanya dengan sangat apik. Walau masih menggunakan “slow pace” seperti film sebelumnya, Denis Villenueve (sang sutradara) tidak pernah membuat sequence di film ini datar dan membosankan. Dialog-dialognya sangat menarik untuk diikuti, background music yang diisi oleh Hans Zimmer and Benjamin Wallfisch sangat intense dan mencekam, visualisasi yang apik serta koreografi yang membuat audience terus mengikuti ceritanya.
Namun perlu dipahami, Blade Runner merupakan film yang cukup memiliki kompleksitas cerita yang bisa membingungkan penonton. Tentu ini adalah sebuah hal yang diteruskan dalam film sequelnya ini. Tapi tenang saja, walau tanpa menonton film Blade Runner yang pertama, penonton akan tetap memahami apa yang terjadi di Blade Runner 2049.
Pemilihan Ryan Gosling sebagai “K” merupakan pilihan yang tepat dan Gosling sendiri memainkan perannya dengan sangat baik. He could be so cold, warm, and miserable at the same time. Harrison Ford, walau sudah berumur, masih memiliki pesonanya. Dia digambarkan tidak setangguh Deckard yang dulu, tapi tetap saja kick ass dan sanggup mengimbangi K saat adegan duel mereka terjadi.
Supporting cast yang diperankan oleh Ana de Armas, Sylvia Hoeks, Robin Wright, Mackenzie Davis, Carla Juri, Lennie James, Dave Bautista dan Jared Leto semuanya bermain sangat apik serta mendapatkan porsi dialog yang cukup dan berpengaruh terhadap plot film.
Fans dari Blade Runner akan menginginkan adanya lanjutan dari Blade Runner 2049 ini karena masih cukup menggantung dan beberapa pertanyaan yang masih belum terjawab. Semoga saja, pendapatan film ini akan cukup untuk memulai film lanjutan.
2049 tentu akan menjadi koleksi tambahan untuk pecinta film Sci-Fi. Tidak hanya itu, bisa jadi ini adalah salah satu deretan film terbaik di 2017. Nominasi Oscar saya rasa sangat mungkin mereka dapatkan, I bet you on that.
Film ini mungkin tidak cocok untuk penonton yang menginginkan alur cerita yang cepat serta aksi yang berlebih, tapi bisa dipastikan, Blade Runner 2049 akan mengikuti film sebelumnya untuk menjadi klasik di masa yang akan datang.
Sebagai tambahan, berikut beberapa review netizen mengenai film ini:
Dennis Villenueve is an anomaly among the many young Hollywood directors active today. He holds the distinction of never releasing a bad film yet. And now, against all odds, he has delivered what might be his greatest achievement yet. – Enrico Fermi
Ini film terbaik dari Denis Villeneuve. Ini film terbaik di tahun 2017 yang saya tonton di bioskop. Ini film fiksi ilmiah terbaik yang saya tonton di bioskop. – Nokitron
Blade Runner 2049 makes a magnificent sequel to a philosophical cyberpunk classic about the real meaning of being human. It completely settles in as a proper Blade Runner sequel and among Villeneuve’s elegant filmography. – Paskalis Damar AK
