Movie

Justice League Review: ‘Sukses’ Menjaga  Harapan Fans

justice league

Sayaajarkan – Lupakan Man of Steel, lupakan Batman V Superman, lupakan Suicide Squad, dan lupakan Wonder Woman. Kehadiran Superman, Batman, Wonder Woman, Flash, Cyborg, dan Aquaman dalam satu film sudah cukup membuat movie goers, terutama fans nya DC, tidak sabar menyambut film Justice League di 2017 apapun penilaian terjadap film-film DCEU (DC Extended Universe) sebelumnya.

Terutama bagi penggemar berat DC, Justice League menjadi semacam harapan mereka agar dapat pamer ke fans Marvel bahwa film DC lebih baik. Apalagi di film Wonder Woman, baik kritik maupun audience pada umumnya memberikan kritik positif. Lantas, apakah film terbaru DCEU ini memuaskan fans DC dan khalayak pada umumnya?

Justice League

Keren banget kan ini posenya? Credit Photo: timewarner.com

Well, film ini berangkat setelah kematian Superman saat melawan Doomsday, di mana Bruce Wayne sebagai Batman dan Diana Prince sebagai Wonder Woman mencari manusia super lainnya membentuk tim superhero untuk melawan musuh yang akan menghancurkan Dunia (Steppewolf). Manusia super yang mereka cari ini tentu saja Barry Allen (the Flash), Arthur Curry (Aquaman), dan Victor Stone (Cyborg).

Pengenalan tokoh the Flash, Cyborg, dan Aquaman di DCEU dimulai pada film Batman v Superman.  Penampakannya pun hanya sekilas saja sehingga di paruh awal film Justice League ini, tokoh-tokoh mereka harus di perkenalkan lagi melalui proses recruitment yang dilakukan oleh Bruce Wayne. It worked pretty well terutama bagi penonton yang belum tau karakter-karakter DC. Namun sayangnya, karena pihak studio memberikan mandat untuk membuat film berdurasi 2 jam, beberapa scene di awal menjadi terasa lompat-lompat. Ada beberapa scene juga yang menjadi terkesan tidak nyambung dengan alur cerita.

Semoga saja DVD atau Bluray dari film ini akan menambahkan extended cut atau bahkan deleted scene yang tidak muncul pada versi bioskop. Mungkin dengan ini, maka phasing dan adegan yang terkesan lompat-lompat menjadi lebih masuk akal.

Nuansa gelap dan kelam yang coba dibawa pada film Man of Steel dan Batman V Superman memudar dari film ke film DCEU. Dan di Justice League ini, banyak scene yang akan membuat kita tertawa dan tersenyum. Belum pernah ada film DCEU yang bisa membuat kita terpingkal-pingkal disaat adegan aksi sedang berlangsung.

Perubahan ini dilakukan karena formula ceria dan banyaknya banyolan yang disajikan oleh film-film superhero dari Marvel terbukti disukai mayoritas penonton. Wonder Woman juga sukses dengan menggunakan nuansa yang lebih ‘light‘ dan jenaka. Maka ini adalah jawaban dari Snyder bahwa diapun bisa membuat film yang fun dengan tetap mengangkat element gelap dan intense secara bersamaan. Mungkin ini juga ada peran dari Joss Whedon agar terasa sedikit seperti Avengers?

Meski nuansa yang lebih ceria menjadi salah satu perbaikan atas kritikan dari film sebelumnya, DC masih belum membenahi hal yang sebenarnya lebih krusial; yakni eksekusi cerita dan motivasi dari penjahatnya. Banyak kok film dengan nuansa gelap dan kelam tapi karena memiliki cerita dan alur cerita yang di eksekusi dengan baik maka filmnya juga bagus. Tidak usah jauh-jauh, trilogi Batman karya Christopher Nolan terbukti sukses dengan review positif baik itu persepsi dari kritikus maupun penonton pada umumnya.

Bukankah memang ini yang awalnya membedakan penggambaran superhero DC dan Marvel? Dengan berubahnya nuansa yang dibawa pada film ini, kita seolah-olah menonton film Marvel saja dengan karakter yang berbeda.

justice league

Akhirnya kita bisa saksikan live action film Justice League. Credit Photo: Warner Bros

Trademark dari film besutan Zack Snyder adalah koreografi aksi dengan visual yang memukau. Hal ini tentu dia bawa juga di Justice League. Setiap ada adegan aksi, penonton dibuat takjub. Apalagi adegan saat Superman bangkit. The best scene so far di film ini. Tidak sabar untuk dapat melihatnya berulang kali di Bluray, DVD, atau mungkin di youtube!

Karakter utama di Justice League memiliki kemistri dan hubungan yang natural. Tiap karakter memiliki porsi yang sama dan ini menjadi fondasi yang sangat baik dalam perkembangan karakter di film ini. Bahkan porsi yang diberikan ke masing-masing karakter dijamin membuat penonton bingung memilih karakter favoritnya karena masing-masing memiliki ciri khas dan cerita yang unik.

Overall, walau cerita dan phasingnya dirasa kurang greget, Justice League cukup memberikan harapan bagi fans untuk menyaksikan kelanjutan aksi superhero DCEU di film-film solo yang akan datang. Sepertinya memang tujuan utama dibuatnya film ini adalah agar penonton jatuh cinta dengan karakter superhero DC.

Yang mau nonton, kita ingatkan ya untuk tetap duduk saat film sudah selesai, karena akan ada dua cuplikan after credit scene yang wajib ditonton. Jangan lupa juga nonton di teater IMAX!

Seperti biasa, berikut adalah beberapa pandangan terhadap film Justice League ini:

Plenty of good things, many bad things but it’s a whole lot of fun. – Enrico Fermi

Snyder sukses bikin cerita yang fun dan light, tapi tetep intens – Harith Jobs

 

Click to comment

You must be logged in to post a comment Login

Leave a Reply

To Top