Health

TAHUKAH KAMU: Siapa Penggagas Imunisasi?

Penggagas Imunisasi. Credit Photo: moneyweek.com

Sayaajarkan – Sebelum membahas imunisasi, perlu diinformasikan bahwa penyakit diphtheria atau difteri yang bisa menular serta menyebabkan kematian tengah menghantui negeri kita. Difteri adalah penyakit yang menyerang saluran nafas atas dan kulit akibat bakteri Corynebacterium diphtheriae. Kuman difteri menyebar melalui percikan air liur di udara, misalnya bersin dan batuk, sehingga mudah menular.

Difteri sebetulnya bisa dicegah dengan vaksinasi. Karenanya, pada kebanyakan kasus difteri saat ini tejadi pada mereka yang belum atau yang orangtuanya menolak anak diimuniasi. Oleh sebab itu, saat ini pemerintah tengah melakukan imunisasi ulang vaksin difteri di daerah-daerah yang terdampak.

Sesuai namanya, imunisasi adalah pemberian vaksin agar manusia bisa kebal (imun) dari penyakit. Berkat imunisasi, penyakit-penyakit yang berbahaya di masa lalu seperti cacar air, difteri, polio, tetanus, campak, batuk rejan, rabies, antraks dan banyak penyakit lain bukan lagi ancaman. Sampai akhir abad ke-18, hanya satu di antara tiga anak yang mampu bertahan di atas umur lima tahun.

Kini, penyakit-penyakit tersebut bisa diusir dengan cara mudah: vaksinasi. Vaksin adalah cerita keberhasilan terbesar sepanjang masa dalam bidang kesehatan.

Bagaimana Vaksin Bekerja?

Senjata utama pengobatan modern dalam melawan virus dan bakteri adalah vaksin. Sebetulnya, vaksin sendiri berasal dari kuman penyakit yang dilemahkan atau dimatikan. Virus di dalam vaksin tidak cukup kuat untuk menyebabkan penyakit, tetapi cukup kuat untuk mengaktifkan sistem kekebalan tubuh. Ini ibarat menunjukkan poster “DICARI” kepada sistem kekebalan. Jika virus yang sebenarnya masuk ke dalam tubuh, sistem kekebalan segera mengenalinya, lalu menyerang dan menghancurkan virus tersebut.

Tanpa vaksin, sistem kekebalan tidak dapat mengenali virus penyerang, jadi virus bebas menggandakan diri, menguasai tubuh dan menyebabkan penyakit, sebelum sistem kekebalan dapat bereaksi dengan semestinya.

Penggagas Imunisasi

Vaksin dimasukan ke dalam tubuh manusia dengan cara disuntikkan atau diminum. Credit Photo: timestechnet.com

Muasal Vaksinasi

Kisah keberhasilan vaksinasi bermula dari penyakit cacar. Cacar adalah penyakit yang menular dan menyebar dengan sangat cepat. Pada abad ke-18, setiap tahun hampir setengah juta penduduk Eropa—dan banyak lagi di tempat lain—meninggal karena penyakit tersebut. Di London, Inggris, cacar merenggut satu nyawa dari lima penduduknya.

Namun, di Tiongkok orang telah menemukan cara untuk melawan penyakit tersebut. Orang Tiongkok memperhatikan bahwa sekali orang mampu bertahan dari penyakit cacar, mereka tidak akan pernah terjangkit lagi, tak peduli seperti apa mereka bersinggungan dengan penyakit tersebut. Lalu, penduduk di sana mengorek koreng cacar dari korban yang lebih lemah, kemudian menggoreskannya pada orang sehat yang belum terkena penyakit itu. Beberapa orang cepat meninggal karena infeksi, tapi sebagian yang lain mampu bertahan.

Praktek ini dinamakan “variolasi” yang lalu menyebar dari Asia hingga Turki. Hal ini menarik perhatian Lady Mary Wortley Montague. Ia begitu terkesan dan mempraktikkannya pada anak-anaknya sendiri. Praktik itu berisiko tinggi karena banyak orang yang benar-benar sehat memaparkan diri lalu terjangkit penyakit cacar.

Lalu, pada 1790, seorang dokter muda bernama Edward Jenner bertanya-tanya kenapa banyak perempuan yang bekerja di pabrik pengolahan susu sepertinya kebal terhadap cacar. Dia mengira, mungkin karena mereka telah mengidap penyakit yang mirip, tapi jauh lebih ringan, yang disebut cacar sapi, yang mereka dapatkan dari sapi yang mereka perah susunya.

Dokter Jenner lantas menulari anak lelaki tukang kebunnya yang masih kecil, James Phipps, dengan bahan yang diambil dari luka perempuan yang bekerja di pabrik susu sapi yang sedang menderita cacar sapi. Beberapa minggu kemudian, ia dengan sangaja menulari James kecil dengan cacar. James terbukti menjadi imun dan tetap begitu selamanya.

Penggagas Imunisasi

Berkat jasanya, Edward Jenner dikenal dengan julukan ‘Father of Immunology’. Credit Photo: lifenlesson.com

Setelah beberapa percobaan lebih lanjut, Jenner mampu meyakinkan pemerintah Inggris akan kemanjuran tekniknya. Seluruh Eropa dan Amerika Utara kemudian menjalankan program imunisasi wajib vaksin cacar kepada anak-anak, dan sejak itu penyakit cacar turun drastis. Kasus terakhir penyakit cacar di Amerika Serikat dilaporkan terjadi pada 1949.

Pada 1959, WHO (badan kesehatan dunia) melancarkan program untuk membasmi penyakit cacar di seluruh dunia. Vaksinasi luar biasa efektif mencegah beragam penyakit. Vaksinasi atau imunisasi vaksin menyelamatkan ratusan juta manusia dari risiko terkena penyakit. Tidak hanya cacar, tapi juga penyakit lain. Yuk, cegah penyakit dengan imunisasi.**

Sumber:
– Seri Selidik National Geographic, Wabah: Sains Menjaga Kesehatan Global, KPG, 2012
– John Farndon, 50 Gagasan Luar Biasa yang Mengubah Dunia, Gramedia Pustaka Utama, 2011.

Click to comment

You must be logged in to post a comment Login

Leave a Reply

To Top