Sayaajarkan – Masyarakat geger sejak kabar penyebaran virus Corona yang terjadi di Wuhan, Cina, di penghujung 2019. Terlebih lagi, penyebaran virus ini meningkat drastis di luar Cina. Indonesia menjadi salah satu negara yang warganya positif terjangkit virus corona atau Covid-19 di Maret 2020.
Informasi simpang siur bertebaran di media sosial, group-group WA, telegram, dan messaging app lainnya. Ada yang benar ada juga yang salah dan menyesatkan. Belum lagi portal abal-abal yang hanya menginginkan traffic atau pengunjung. Informasi tidak terlebih dahulu ditelaah dan dikaji, langsung disebar yang berujung menjadi hoax atau kabar tidak benar.
Memang kini informasi dengan sangat mudah kita peroleh. Kita sebagai masyarakat harus lebih berhati-hati dan bijak. Untuk situasi seperti Covid-19 ambilah informasi dari sumber terpercaya. Dari jurnal ilmiah, dari media massa yang memiliki integritas, serta dari pemerintah baik pusat maupun lokal.
Dalam kondisi saat ini, arus informasi memang sulit untuk dikontrol. Tapi bukan berarti tidak bisa diklarifikasi dan ditelaah. Kementrian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia (Kominfo) telah mencoba untuk membantu masyarakat dalam menelaah kebenaran informasi Covid-19.
Secara berkala, Kominfo akan memberikan update pesan atau informasi-informasi apa saja yang tidak benar atau hoax. Ini bisa menjadi panduan buat kita saat menerima informasi terkait virus Corona ini.
Dokumen Anti-Hoax Terkait Covid-19 Versi Kominfo
Laporan Hoax terkait dengan virus Corona ini dapat masyarakat lihat di website resmi Kominfo. Mereka selalu meng-update laporannya. Masyarakat perlu mengetahui mana informasi yang benar dan mana yang salah.
Mendapatkan informasi yang salah dan begitu saja mempercayakannya dapat membuat situasi menjadi kacau. Panik di masyarakat akan terjadi yang dapat merugikan banyak pihak.
Contohnya seperti dibawah ini. Beredar postingan yang berisi keterangan bahwa 25 pasien virus corona di Bali meninggal.
Faktanya, kabar 25 pasien Corona di Bali meninggal adalah salah karena terjadi kesalahan pemahaman dari sumber berita yang dicantumkan. Maksud dari artikel berita adalah pasien yang meninggal adalah berjumlah satu orang. Dia adalah pasien kasus 25, bukan 25 pasien meninggal di Bali karena corona.

Ini juga salah satu contoh yang cukup mengkhawatirkan dan meresahkan. Kabar yang berisi klaim tentang jutaan masker bekas asal China mengandung Covid-19 dikemas ulang di gudang Sidoarjo lalu dijual kembali.
Postingan tersebut dikaitkan dengan artikel berjudul “Jutaan Masker Impor dari China di Gudang Sidoarjo Di-repacking Lalu Dijual“. Faktanya, artikel terkait tidak ada keterangan yang menyatakan masker tersebut bekas dan mengandung Virus Corona.

Ini tentu meresahkan dan membahayakan. Oleh sebab itu kita patut apresiasi kominfo yang secara berkala menyaring berita hoax. Berikut adalah dokumen laporan isu hoax dari mereka untuk kita unduh.
Info Resmi Covid-19: https://covid19.kemkes.go.id
Hotline: 119 Ext 9
