SayaAjarkan – Sejak 2020, prevalensi depresi dan gangguan mood di Amerika Serikat telah meningkat secara dramatis. Peningkatan tersebut tak pelak membuat pemahaman tentangnya menjadi lebih penting dari sebelumnya.
Yang pasti, depresi tidak dapat kita remehkan. Sangatlah penting bagi orang-orang yang mengalaminya, untuk mendapatkan pemahaman tentang gejala, tindakan, serta cara mendapatkan pengobatan.
Mental mereka juga harus diperkuat dengan dukungan dari orang-orang tercinta, yang juga telah dibekali pengetahuan yang mumpuni terkait masalah ini.
Nah, sebagai permulaan, berikut beberapa fakta penting soal depresi dari Carla Shuman, yang bisa membuat kita lebih mengenal gangguan tersebut.
Carla Shuman, Ph.D., adalah pemilik dan direktur Mindful Solutions, LLC di Arlington, Virginia, sebuah praktik swasta yang menyediakan layanan kesehatan mental komprehensif dengan misi untuk meningkatkan ketahanan.
Depresi tidak melulu soal tangis-menangis
Ketika mendengar depresi, bisa jadi bayangan pertama yang muncul di benak kita adalah seseorang yang terus merasa sedih dan menangis tanpa henti.
Meski terasa benar, tetapi tidak selalu demikian. Penelitian menunjukkan bahwa kesedihan dan air mata belum tentu merupakan gejala yang jelas, terutama bagi pria.
Beberapa orang memilih menderita secara sembunyi-sembunyi, dan tidak mengungkapkan emosi. Sehingga, perlu ciri-ciri gejala yang lebih spesifik dan terperinci, untuk bisa menjangkau mereka.
Mencoba menjadi positif tidak menyembuhkan depresi
Kamu mungkin pernah mendengar nasihat tentang pentingnya menjaga sikap positif, melihat sisi terang kehidupan, atau mensyukuri apa yang telah kita miliki.
Pernyataan-pernyataan ini secara teknis memang benar bagi kebanyakan orang, namun bisa sangat membuat frustasi, jika terdengar oleh orang yang sedang depresi.
Yang perlu kita ketahui, mengalami depresi tidak semudah membalikkan saklar. Kamu tidak bisa bangun suatu hari dan memutuskan untuk tidak merasakannya lagi. Bukan begitu cara kerjanya.
Dapat menyebabkan rasa sakit dan penyakit fisik
Depresi tidak hanya memengaruhi pikiran, perasaan, dan perilaku saja, tetapi juga memengaruhi tubuh kita.
Orang dengan depresi dapat dan sering mengalami gejala fisik kronis seperti sakit perut, sakit kepala, sakit dan nyeri tubuh, dan kelelahan. Dalam beberapa kasus, depresi kronis juga terkait dengan penyakit jantung, kondisi pencernaan, serta sistem imun tubuh yang terganggu.
Sedikit catatan, depresi memang tidak menyebabkan kondisi ini, tetapi dapat mempengaruhi seberapa baik tubuh mentolerir penyakit-penyakit itu dan merespon perawatan medis.
Hanya dapat dimengerti sepenuhnya oleh yang pernah merasakannya
Kecuali pernah mengalaminya, kita tidak akan pernah bisa benar-bener mengerti dari dampak yang timbul, baik ke mental, maupun ke fisik.
Yang pasti, depresi bukanlah pengalaman yang sama dengan perasaan sedih, mengalami minggu yang buruk, atau memiliki sikap negatif tentang kehidupan.
Ini adalah kondisi kesehatan mental yang bisa serius dan kronis, serta mempengaruhi orang tersebut secara mental dan fisik.
Tidak dapat sembuh permanen
Banyak orang mendapat manfaat dari pengobatan. Terapi kognitis misalnya.
Terapi dan pengobatan akan memungkinkan orang untuk kembali berfungsi dalam kehidupan sehari-hari, menjalani aktivitas yang dulu mereka nikmati, dan secara keseluruhan merasa mampu menjalani kehidupan yang mereka harapkan.
Sayangnya, pengobatan tidak akan membuat seseorang bebas dari gejala secara permanen, dan tidak dapat menghapus efek mental dan fisik dari depresi.
Itu mengapa, pendampingan berkala, terapi, serta pengobatan jangka panjang bisa jadi pertimbangan, untuk mencegah gangguan itu datang kembali.
