Sayaajarkan – Partai Berkarya didirikan pada tanggal 15 Juli 2016 dan merupakan fusi (penggabungan) dari 2 partai politik, yaitu Partai Beringin Karya (BK) dan Partai Nasional Republik (NASREP).
Seperti halnya Partai Garuda, Partai Berkarya juga sempat dinyatakan tidak lolos verifikasi. Namun setelah mengajukan gugatan kepada KPU melalui Bawaslu, Partai ini akhirnya dinyatakan lolos dan menjadi peserta Pemilu 2019.
Didirikan oleh Hutomo Mandala Putra (Tommy Soeharto), Partai Berkarya menjadikan figur keluarga Cendana sebagai daya tarik atas spirit Soeharto. Sehingga fokus partai ini benar-benar terukur dan betul-betul menjadi partai yang memperjuangkan pikiran-pikiran Pak Harto, termasuk wacana Trilogi Pembangunan.

Hutomo Mandala Putra (Tommy Soeharto), pendiri Partai Berkarya. Credit photo: Jawapos.com
Partai Berkarya angkat Wacana Trilogi Pembangunan
Trilogi Pembangunan sendiri adalah program pembangunan nasional pemerintah Orde Baru yang terdiri dari:
Stabilitas nasional yang dinamis.
Pertumbuhan ekonomi tinggi.
Pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya.
Partai Berkarya memang ingin memunculkan kembali semangat berkarya yang ada pada zaman Orde Baru. Untuk itu, Partai ini secara jelas menjadikan figur Presiden RI Kedua, Soeharto sebagai roh partai, sebagaimana PDIP dengan Bung Karno-nya.
Hal ini sekaligus menjadi respon atas kerinduan Bangsa Indonesia terhadap figur Pak Harto sebagai Bapak Pembangunan yang tidak membedakan suku, ras, agama dan mengutamakan stabilitas, persatuan, dan nasionalisme.

Visi dan Misi Partai Berkarya
Adapun yang menjadi Visi dan Misi Partai Berkarya adalah:
Visi
Terwujudnya kehidupan bangsa Indonesia yang bertaqwa, aman, sejahtera, adil, dan berdaulat berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Misi
Menjaga keutuhan Negara Republik Indonesia.
Mewujudkan pemerintahan yang bersih dan berwibawa melalui penyelenggaraan negara yang demokratis, transparan dan akuntabel yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.
Memerangi dan membasmi korupsi serta menegakkan supremasi hukum untuk mewujudkan keadilan dan kepastian atas hak dan kewajiban asasi manusia bagi seluruh rakyat Indonesia.
Membangun karakter bangsa dan sistem demokrasi yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila dan kepribadian bangsa dalam upaya membangun kehidupan masyarakat yang bertaqwa, aman, sejahtera, dan bermartabat.
Mencerdaskan kehidupan bangsa, serta berperan dalam membangun perdamaian dunia dengan politik luar negeri yang bebas aktif.
Melahirkan pemimpin yang jujur, tegas, berkemampuan, anti korupsi, memiliki jiwa kepemimpinan, pengemban, pengayom, dan pelayan bagi kepentingan rakyat, bangsa dan negara.
Melakukan rekonsiliasi nasional yang utuh dalam rangka menyatukan kembali tekat bersama untuk menyongsong masa depan bangsa yang lebih baik dan unggul sesuai cita-cita Proklamasi 17 Agustus 1945.
Membangun sumber daya manusia yang berakhlak mulia, sehat, cerdas, dan terampil.
Membangun sistem perekonomian nasional yang berorientasi pada penguatan ekonomi kerakyatan, membuka kesempatan berusaha dan lapangan kerja seluas-luasnya bagi peningkatan pendapatan dan ksejahteraan rakyat dengan memanfaatkan dan mengembangkan Sumber Daya Alam secara tepat guna dan berdaya guna serta berkeadilan, berwawasan lingkungan dan kemaritiman.
Mengembangkan otonomi daerah untuk lebih memacu percepatan pembangunan di seluruh tanah air guna meningkatkan kesejahteraan rakyat dan memperkokoh Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Partai Berkarya di Pemilu 2019
Partai berkarya memiliki target minimal satu kursi setiap dapil di semua tingkatan. Atau bila dikonversi setara dengan 78 kursi atau setara 13,75% suara. Hal ini bukanlah suatu hal yang muluk bila melihat hasil survei Indo Barometer yang merilis betapa masyarakat Indonesia masih menilai kepemimpinan Pak Harto lebih baik dari beberapa pemimpin bangsa yang sudah kita miliki saat ini.
Dalam survei Indo Barometer yang digelar 15-22 April 2018 di 34 provinsi terhadap 1.200 responden itu, 32,9 persen menganggap Soeharto berhasil memimpin Indonesia, disusul Soekarno (21,3 persen), Jokowi (17,8 persen), SBY (11,6 persen), BJ Habibie (3,5 persen), Gus Dur (1,7 persen), dan Megawati (0,6 persen).
Partai ini juga memiliki konsentrasi pada basis anak muda. Namun lebih fokus pada pemilih yang mengidolakan Soeharto atau orang-orang yang pernah merasakan kehidupan di era Pak Harto.
Mampukah nostalgia Orde Baru memberikan kejayaan dan kesempatan bagi partai ini untuk Berkarya?
Sumber:
– https://www.berkarya.id/kepartaian
– https://www.asumsi.co/post/mengenal-partai-berkarya-dari-aura-soeharto-sampai-sosok-capres-2019
– https://kumparan.com/@kumparannews/pendiri-partai-berkarya-mbak-tutut-pasti-bergabung
