Sayaajarkan – Partai Demokrat didirikan atas inisiatif Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Perumusan konsep dasar dan platform partai dilakukan oleh Tim Krisna Bambu Apus dan selanjutnya teknis administrasi dirampungkan oleh Tim yang dipimpin oleh Vence Rumangkang.
Pada tanggal 20 Agustus 2001, Vence Rumangkang yang dibantu Drs. Sutan Bhatoegana berupaya mengumpulkan orang-orang untuk merealisasikan pembentukan sebuah partai politik.
Pada akhimya, terbentuklah Tim 9 yang beranggotakan 10 (sepuluh) orang yang bertugas untuk mematangkan konsep-konsep pendirian sebuah partai politik yakni: (1) Vence Rumangkang; (2) Dr. Ahmad Mubarok, MA.; (3) Drs. A. Yani Wachid (almarhum); (4) Prof. Dr. Subur Budhisantoso; (5) Prof. Dr. Irzan Tanjung; (6) RMH. Heroe Syswanto Ns.; (7) Prof. Dr. RF. Saragjh, SH., MH.; (8) Prof. Dardji Darmodihardjo; (9) Prof. Dr. Ir. Rizald Max Rompas; dan (10) Prof. Dr. T Rusli Ramli, MS. Di samping nama-nama tersebut, ada juga beberapa orang yang sekali atau dua kali ikut berdiskusi.
Berdirinya Partai Demokrat
Dikarenakan untuk menjadi sebuah Partai yang disahkan oleh Undang- Undang Kepartaian dibutuhkan minimal 50 (limapuluh) orang sebagai pendirinya, kekurangan orang tersebut kemudian dilengkapi menjadi 99 (sembilanpuluh sembilan) orang, agar ada sambungan makna dengan SBY sebagai penggagas, yakni SBY lahir tanggal 9 bulan 9.
Pada tanggal 9 September 2001, bertempat di Gedung Graha Pratama Lantai XI, Jakarta Selatan di hadapan Notaris Aswendi Kamuli, SH., 46 dari 99 orang menyatakan bersedia menjadi Pendiri Partai Demokrat dan hadir menandatangani Akte Pendirian Partai Demokrat. 53 (lima puluh tiga) orang selebihnya tidak hadir tetapi memberikan surat kuasa kepada Vence Rumangkang.
Kepengurusan kemudian disusun dan disepakati bahwa Kriteria Calon Ketua Umum adalah Putra Indonesia asli, kelahiran Jawa dan beragama Islam, sedangkan Calon Sekretaris Jenderal adalah dari luar pulau jawa dan beragama Kristen. Maka kemudian dipilihlah Prof. Dr. Subur Budhisantoso sebagai Pejabat Ketua Umum dan Prof. Dr. Irsan Tandjung sebagai Pejabat Sekretaris Jenderal. Sementara itu, posisi Bendahara Umum dijabat oleh Vence Rumangkang.
Pada tanggal 10 September 2001 jam 10.00 WIB Partai Demokrat didaftarkan ke Departemen Kehakiman dan HAM RI, baru kemudian tanggal 25 September 2001 terbit Surat Keputusan Menkeh & HAM Nomor M.MU.06.08.-138 tentang pendaftaran dan pengesahan Partai Demokrat. Dengan Surat Keputusan tersebut Partai Demokrat telah resmi menjadi salah satu partai politik di Indonesia dan pada tanggal 9 Oktober 2001 Departemen Kehakiman dan HAM RI mengeluarkan Lembaran Berita Negara Nomor : 81 Tahun 2001 Tentang Pengesahan. Partai Demokrat dan Lambang Partai Demokrat.
Pada tanggal 17 Oktober 2002 di Jakarta Hilton Convention Center (JHCC), Partai Demokrat dideklarasikan dan dilanjutkan dengan Rapat Kerja Nasional (Rakemas) Pertama pada tanggal 18-19 Oktober 2002 di Hotel Indonesia yang dihadiri Dewan Pimpinan Daerah (DPD) dan Dewan Pimpinan Cabang (DPC) seluruh Indonesia.
Visi dan Misi Partai Demokrat
Adapun yang kemudian menjadi Visi dan Misi Partai Demokrat adalah sebagai berikut:
Visi
Partai Demokrat bersama masyarakat luas berperan mewujudkan keinginan luhur rakyat Indonesia agar mencapai pencerahan dalam kehidupan kebangsaan yang merdeka, bersatu, berdaulat adil dan makmur, menjunjung tinggi semangat Nasionalisme, Humanisme dan Internasionalisme, atas dasar ketakwaan kepada Tuhan yang maha Esa dalam tatanan dunia baru yang damai, demokratis dan sejahtera.
Misi
Memberikan garis yang jelas agar partai berfungsi secara optimal dengan peranan yang signifikan di dalam seluruh proses pembangunan Indonesia baru yang dijiwai oleh semangat reformasi serta pembaharuan dalam semua bidang kehidupan kemasyarakatan, kebangsaan dan kenegaraan kedalam formasi semula sebagaimana telah diikrarkan oleh para pejuang, pendiri pencetus Proklamasi kemerdekaan berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan titik berat kepada upaya mewujudkan perdamaian, demokrasi (Kedaulatan rakyat) dan kesejahteraaan.
Meneruskan perjuangan bangsa dengan semangat kebangsaan baru dalam melanjutkan dan merevisi strategi pembangunan Nasional sebagai tumpuan sejarah bahwa kehadiran partai Demokrat adalah melanjutkan perjuangan generasi-generasi sebelumnya yang telah aktif sepanjang sejarah perjuangan bangsa Indonesia, sejak melawan penjajah merebut Kemerdekaan, merumuskan Pancasila dan UUD 1945, mengisi kemerdekaan secara berkesinambungan hingga memasuki era reformasi.
Memperjuangkan tegaknya persamaan hak dan kewajiban Warganegara tanpa membedakan ras, agama, suku dan golongan dalam rangka menciptakan masyarakat sipil (civil society) yang kuat, otonomi daerah yang luas serta terwujudnya representasi kedaulatan rakyat pada struktur lebaga perwakilan dan permusyawaratan.

Partai Demokrat dalam Pemilu
Partai Demokrat bisa dikatakan sebagai Partai yang cemerlang. Tercatat dalam sejarah bahwa dalam debut pemilu perdananya di tahun 2004, Partai Demokrat langsung mampu menghantarkan SBY menjadi Presiden Republik Indonesia yang ke-6.
Tidak sampai di situ. Catatan unik lainnya adalah pada waktu itu Partai Demokrat hanya menempati posisi ke-5 dengan total perolehan suara sebesar 8.455.225 atau setara 57 kursi DPR RI. Menariknya SBY maju sebagai Calon Wakil Presiden maju dengan menggandeng Jusuf Kala sebagai Calon Wakil Presiden yang notabenenya merupakan kader Golkar yang saat itu menjadi pemenang dalam pemilu 2004.
Dalam kiprahnya sebagai Presiden, sosok SBY kemudian mampu menjadikan demokrat sebagai idola baru dan muncul sebagai juara di pemilu ke-dua-nya di tahun 2009 dengan torehan 21.703.137 suara atau setara 150 kursi DPR RI.
Kader Demokratpun semakin banyak menduduki jabatan penting dari mulai Ketua DPR RI dan berbagai kementrian. SBY-pun kembali menjabat sebagai Presiden untuk periode ke-dua, kali ini berpasangan dengan Boediono. Saking besarnya pamor SBY di tahun tersebut, bahkan muncul anekdot bahwa berpasangan dengan siapapun SBY menang.
Setelah sukses besar pada 2009 dengan jargon “Lanjutkan” dan “Katakan Tidak Pada Korupsi”, sangat disayangkan kader Partai Demokrat justru banyak berurusan dengan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), puncaknya ketika Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum turut diamankan oleh KPK.
Salah satu yang menaikkan pamor SBY adalah sosoknya yang tidak tebang pilih terhadap kasus korupsi. Tercatat bahwa ketika Besannyapun ditahan KPK pada tahun 2008, SBY tidak melakukan intervensi. Hal inipun kemudian berlaku sama ketika tokoh-tokoh Partai Demokrat kemudian tersandung dalam kasus korupsi.
Pada pemilu 2014, Demokrat menurun drastis ke peringkat 4 (empat) dengan hanya mengantongi 12.728.913 suara atau setara 61 Kursi DPR RI.
Pemilu 2019
Di Pemilu 2019, Partai ini masih mengandalkan sosok SBY sebagai daya tarik yang kali ini coba disegarkan melalui sosok putra sulung SBY yaitu Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sebagai Komandan Satuan Tugas Bersama (Kogasma) Partai Demokrat.
Sosok AHY yang anak muda dan good looking tentunya memiliki potensi tersendiri dalam merebut suara milenial. Namun demikian masih banyak yang meragukan kapasitas kemampuan AHY dalam dunia politik dan ada juga yang menganggap ini adalah politik dinasti dan mengidentikkan Partai Demokrat adalah milik SBY.
So, mampukah AHY memberikan pembuktian dan mengembalikan kejayaan Demokrat?
Sumber:
— http://www.demokrat.or.id/sejarah/
— http://www.demokrat.or.id/visi-misi/
— https://id.wikipedia.org/wiki/Partai_Demokrat
