Info Feed

Arvilla Delitriana Srikandi Jembatan Indonesia

Sayaajarkan – Nama Arvilla Delitriana adalah nama yang sedang ramai diperbincangkan dan banyak dicari dalam mesin pencarian. Wanita 49 tahun yang akrab disapa Dina ini merupakan putri dari Mayor Jenderal TNI Purnawirawan Purwantono. Namanya mendadak ramai diperbincangkan lantaran dialah sosok perancang di balik jembatan LRT yang melintas di atas fly over kuningan.

Arvilla Delitriana
Credit Photo: m.detik.com

Jembatan LRT yang melintas di atas fly over kuningan ini merupakan Jembatan kereta box beton lengkung dengan bentang terpanjang di dunia yang berhasil meraih 2 penghargaan dari Musium Rekor Republik Indonesia (MURI) sebagai Rekor Jembatan Kereta Box Beton Lengkung dengan Bentang Terpanjang dan Radius Terkecil di Indonesia. Dan jembatan dengan Pembebanan Axial Static Loding Test pada Pondasi Bored Pile dengan beban terbesar di Indonesia.

Pendidikan dan Mulai Mengenal Jembatan

Arvilla Delitriana atau Dina yang saat ini menyandang gelar S2 Geoteknik dari Institut Teknologi Bandung (ITB), sebelumnya merupakan lulusan S1 teknik sipil dengan fokus teknik struktur di kampus yang sama. Sempat bekerja selama 5 tahun di gedung, tidak membuat Dina berpikir bahwa suatu hari namanya akan dikenal dalam bidang jembatan. Perkenalan Dina dengan jembatan adalah saat pindah ke Bandung dan bertemu Prof. Jodi Firmansyah yang merupakan pakar konstruksi jalan dan jembatan dari Fakultyas Teknik Sipil ITB. Di sinilah awal peralihan Dina dari yang semula menekuni pembangunan gedung menjadi fokus pada jembatan. Dan Jembatan yang dia desain pertama kali adalah jembatan Tukad Bangkung di Bali. Saat itu Dina masih sekadar membantu Jodi Firmansyah.

Karya

Saat ini dalam dunia perjembatanan, nama Dina bukanlah nama yang asing. Sebut saja Jembatan Pedamaran 1 dan 2 di Riau, Jembatan Kereta Api Cirebon-Kriya, Jembatan Perawang di Riau, Jembatan Bagan Siapi Api Riau, Jembatan Layang Kereta Api Medan, Interchange Solo-Kertosono, Jembatan Tengku Agung Sultanah Latifah, Jembatan Cable Stay Pasupati, Jembatan Musi Banyuasin, Jembatan Tol Semarang-Solo, Jembatan Banyumanik II, Jembatan Gedawang, Jembatan Lemah Ireng, Jembatan Kali Kuto, Semarang, serta Jembatan Layang khusus Busway ruas Adam Malik di Jakarta, keseluruhannya merupakan buah karya Dina dari hampir selama 20 tahun menekuni bidang pembuatan jembatan.

Selain pengerjaan jembatan LRT di atas fly over Kuningan, Jakarta. Saat ini Dinapun tengah menggarap proyek jembatan LRT di Dukuh Atas dan calon mahakarya Dina berikutnya yang lokasinya berada di lokasi Ibu Kota Negara yang baru nantinya, yaitu jembatan yang menghubungkan antara Balikpapan dan Penajam.

Atas karyanya dalam jembatan LRT yang melintas di atas fly over kuningan, Dina bisa saja mendapatkan paten atas hal tersebut. Namun demikian, Dina yang berpendapat bahwa ilmu yang didapatnya adalah gratis, tampaknya tidak merasa ingin dan perlu untuk mematenkan karyanya tersebut. Lagipula bagi Dina jembatan tersebut adalah buah karya dari andil banyak pihak dan dia hanyalah salah satu bagian didalamnya.

Salut banget deh buat Ibu Dina, sudah berprestasi luar biasa namun tetap rendah hati dan bersahaja. Semoga dapat menjadi inspirasi.

Click to comment

You must be logged in to post a comment Login

Leave a Reply

To Top