Sayaajarkan – Basuki Tjahaja Purnama atau akrab dipanggil Ahok hari ini, Jumat 22 November 2019 resmi ditetapkan sebagai Komisaris Utama PT Pertamina (Persero).

Alasan kuat dipilihnya Ahok Sebagai Komisaris Utama Pertamina, lantaran Ahok memiliki pengalaman pengawasan yang baik dan dianggap sebagai figur yang mampu menjadi mendobrak. Hal ini dianggap perlu agar target mengurangi impor sektor migas ataupun proses refinery yang besar dapat tercapai.
Ahok adalah pribadi yang suka ceplas-ceplos apa adanya. Karenanya Ahok dianggap sebagai pribadi yang keras dan suka marah-marah. Bahkan seorang Ahok tidak sungkan mengeluarkan kata-kata makian ketika meluapkan kekesalannya. Namun semua itu sebenarnya dilakukan Ahok bukanlah tanpa sebab. Dibalik itu ada tujuan pembenahan untuk sesuatu yang lebih baik kedepannya.
Sejauh ini sosok Ahok, merupakan sosok yang telah teruji integritasnya, tidak ada catatan korupsi, ataupun masalah penyalahgunaan wewenang ketika menjabat. Ahok juga bisa dikatakan sebagai pelopor pejabat yang mengupload berbagai kegiatannya di media sosial, sehingga masyarakat dapat memantau dan melihat kinerja Ahok saat bertugas.
Satu-satunya masalah Ahok adalah dia merupakan mantan narapidana dalam kasus penistaan Agama pada tahun 2017. Kala itu ucapannya dianggap menistakan Agama yang berimbas pada demo besar-besaran di seluruh Indonesia. Untuk kasus tersebut Ahok sudah meminta maaf dan menjelaskan apa yang dimaksud dari ucapannya tersebut. Dirinyapun sudah menjalani kurungan penjara selama hampir 2 tahun untuk mempertanggung jawabkan kasusnya tersebut. Namun demikian hal tersebut sudah terlanjur menjadi luka yang melekat, sehingga keputusan pengangkatan Ahok di jajaran petinggi pertamina menuai pro dan kontra.
Akankah Ahok mampu memberi warna baru pagi Pertamina? Baik atau burukkah dampaknya? Waktu akan menjelaskan semuanya untuk kita
