Sayaajarkan – Sejak pertengahan Maret 2020, pemerintah menganjurkan masyarakat untuk beraktifitas di rumah dan mengedepankan social distancing. Anjuran tersebut kemudian menjadi sebuah kebijakan untuk daerah-daerah melakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Hal ini bertujuan untuk mencegah penyebaran Covid-19.
Sudah dua bulan lebih kebijakan ini dilakukan, kini konsep New Normal sudah mulai diperkenalkan pemerintah di akhir bulan Mei 2020. Hal ini dilakukan agar masyarakat siap saat masa Adaptasi Kebiasan Baru (AKB) dijalankan. Beberapa daerah yang diketahui memiliki indikator hijau sudah dapat melakukan aktifitas seperti dulu kala. Tentu masyarakat harus dapat beradaptasi dengan new normal agar meminimalisir penyebaran dari virus corona.
Sebagai masyarakat, kita patut bergembira jika PSBB dicabut di wilayah tempat kita tinggal. Siapa yang tidak? Masyarakat dapat beraktifitas di luar kembali, bertemu saudara, teman, dan nongkrong di tempat-tempat favorit mereka.
Kewenangan memberlakukan AKB diberikan kepada kepala daerah setempat dengan persetujuan dari pusat. Idealnya pemberlakukan new normal ini dilakukan di saat ada tren penurunan angka kasus penyebaran virus. Tapi apakah benar pencabutan PSBB dilakukan karena hal ini semata?
Sayaajarkan mencoba melihat data Covid-19 yang telah dibuat oleh Exel Kok Bisa? untuk mengetahui tren penyebaran virus ini di Indonesia.
Kurva Covid-19 Real Time di Indonesia Per Provinsi
Exel Kok Bisa? merupakan salah satu channel YouTube yang menyajikan berbagai tips dan tutorial pemakaian Excel atau Google Sheet. Dalam video di bawah ini, akun ini menunjukan data kurva Covid-19 yang dibuat di Google Sheet.
Data yang diambil adalah real time dengan menggunakan script di Sheets untuk mengimport data dari API yang ada di website COVID-19 Indonesia. Kita bisa dengan mudah mengecek kondisi masing-masing provinsi di Indonesia.
Tren kurva terpampang jelas agar dapat mengetahui peningkatan atau penurunan kasus Covid-19 di setiap provinsi. Trendline di data ini adalah garis yang berwarna merah dan menggunakan algoritma Polinomial Berderajat 2. Algoritma ini digunakan agar trendline-nya membenyuk U-shape atau U-Shape kebalik.
Kita semua berharap tentu tren pada grafiknya berbentuk U-Kebalik. Ini menandakan kasus sudah sampai puncak dan balik arah kebawah yang menandakan berkurangnya kasus. Di saat trennya seperti inilah idealnya PSBB diberhentikan dan mulai dapat diberlakukan New Normal atau AKB.
Dari data yang dibuat oleh @Arifudinaye, pemilik akun Exel kok Bisa?, ini menampilkan kurva perkembangan kasus positif harian di 34 provinsi dan satu kurva nasional.
Pemberhentian PSBB Skala Nasional Tidak Mungkin Dilakukan Serempak
Jika kita melihat grafik kurva nasional, jumlah kasus masih mengalami kenaikan. Jika melihat data hari ini saja (18/6), ada penambahan 1.331 kasus yang menjadikan 42.762 kasus Covid–19 di Indonesia.

Oleh karena itu, sudah tepat apabila kebijakan AKB diserahkan kepada masing-masing kepala daerah dengan persetujuan pusat. Indonesia sangat luas dan beragam, baik kebijakan dan perilaku masyarakatnya. Dari data ini, sungguh terlihat jelas daerah-daerah mana saja yang belum siap dan siap menerapkan AKB.
@Arifuninaye sudah menganalisis secara pribadi kurva tren Covid-19 per masing-masing provinsi.
Dengan data ini, semoga kita bisa menjadi lebih waspada saat pemerintah daerah maupun pusat mengambil kebijakan untuk melanjutkan PSBB ataupun menerapkan AKB.
Seandainyapun AKB diterapkan, jangan lupa untuk terus menjalankan protokol kesehatan yang sudah disosialisasikan pemerintah. Tetap menjaga jarak, rajin cuci tangan, dan menjaga kesehatan.
Keberhasilan kita melawan Covid-19 bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah tetapi kita semua. Stay Safe!
Kurva Covid-19 di Indonesia oleh Exel Kok Bisa? bisa di akses di sini.
Follow @Arifudinaye untuk tweet keren lainnya di sini
Subscribe @Exel Kok Bisa? untuk video tips dan tutorial excel lainnya di sini.
