SayaAjarkan – Seiring dengan kemajuan teknologi, terutama di ranah media sosial, influencer belakangan menjelma menjadi profesi yang sangat penting dan menjanjikan.
Pemasaran melalui influencer, dianggap sebagai salah satu teknik pemasaran digital paling efektif di era ini, yang bisa membantu sebuah brand agar terhubung dengan audiens mereka.
Sebuah survei terbaru bahkan menyebutkan bahwa masyarakat kini cenderung lebih mempercayai influencer dan kontennya, ketimbang perusahaan penyedia produknya langsung.
Mengutip Entrepreneur, dalam penelitian tersebut, 63% partisipan yang berusia antara 18 dan 34 tahun, mengaku lebih mempercayai apa yang dikatakan influencer tentang brand, daripada apa yang brand katakan tentang diri mereka sendiri.
Yang Perlu Kita Perhatikan saat akan Memakai Jasa Influencer
Oleh karena itu, jika kamu adalah pemilik sebuah brand, berkolaborasi dengan influencer untuk meningkatkan skala bisnis, adalah langkah yang cerdas.
Namun demikian, ada beberapa langkah yang perlu kamu patuhi, agar kolaborasinya bisa tepat sasaran. Berikut lima di antaranya yang wajib kamu tahu.
Pastikan sasarannya sudah tepat
Mulailah pahami dan pastikan sasaran kita. Entah itu untuk mengarahkan lebih banyak lalu lintas ke situs web, meningkatkan penjualan, atau mendorong lebih banyak keterlibatan dari audiens.
Dari situ, kita akan bisa menyiapkan strategi yang lebih baik, seperti pemilihan platform yang tepat, pertimbangan demografi yang tepat (usia, jenis kelamin, lokasi), serta mengidentifikasi keberadaan pesaing.
Setelah semua poin di atas terperinci dengan baik, pilihan influencer yang tersedia pun secara otomatis akan tersisir. Sehingga kemungkinan campaign-nya bisa tepat sasaran, akan jauh lebih besar.
Pilih Influencer yang relevan
Melanjutkan poin pertama. Langkah selanjutnya adalah memilih sosok yang sesuai dan relevan dengan rincian target yang telah kita buat.
Misalnya, ketika memasarkan produk kebugaran, kita mungkin bisa memilih yang gemar membagikan konten pendidikan tentang kesehatan dan kebugaran, atau video latihan.
Di luar itu, kita juga harus memahami tipe-tipe influencer, beserta perkiraan hasil dari kolaborasinya. Kita bisa mengkategorikan mereka berdasarkan basis pengikut, antara lain:
- Nano-influencer: 10.000 pengikut atau kurang.
- Mikro-influencer: antara 10.000 dan 100.000 pengikut.
- Makro-influencer: antara 100.000 dan 1 juta pengikut.
- Mega-influencer: 1 juta atau lebih pengikut.
Sebagai contoh, meski mega dan makro-influencer sangat cocok untuk meningkatkan kesadaran merk, namun mikro dan nano-influencer cenderung menginspirasi tindakan.
Dalam sebuah studi, terucap bahwa meski mikro dan nano influencer memiliki pengikut yang lebih kecil, namun mereka dianggap lebih dapat dipercaya dan lebih dapat diterima daripada selebriti.
Jadi, kepastian target sasaran, serta pemilihan jenis influencer yang tepat, adalah kombinasi yang tidak bisa kita pisahkan.
Kreativitas dan Keaslian Followers
Validasi
Setelah menjalankan dua poin di atas, langkah ketiga yang perlu kita perhatikan, adalah dengan memvalidasi followers mereka. Lakukan tes sederhana yang banyak tersedia di internet, untuk mencari tahu berapa banyak followers palsu yang mereka miliki.
Selain itu, kita juga bisa menginvestasikan sedikit lebih banyak waktu untuk melakukan riset kecil terkait ini. Seperti contohnya memilih beberapa followers mereka secara acak dan memastikan keasliannya, atau memperhatikan interaksi para followersnya dalam hal likes dan komentar.
Meski agak melelahkan, namun langkah ini akan menghindarkan kita dari jebakan para influencer abal-abal.
Beri influencer ruang untuk kreativitas
Setelah poin ketiga terlewati dengan baik, langkah selanjutnya yang bisa kita coba adalah dengan memberikan ruang bagi influencer untuk berkreasi.
Ingat, agar diterima oleh followersnya, konten yang disampaikan kepada harus tetap otentik dan sesuai dengan apa yang biasa influencer tersebut bagikan. Jadi, cukup berikan arahan apa saja yang harus di-highlight, lalu percayakan sisanya pada sang influencer.
Selalu cek hasil campaign secara berkala
Langkah terakhir, adalah dengan memantau hasil campaign secara berkala. Termasuk mengukur keterlibatan audiens, analisa lalu lintas pengunjung, serta sejauh mana keberhasilan dari campaign yang dilakukan.
Jangan segan juga untuk menuliskan sejumlah kekurangan atau kesalahan yang terjadi selama campaign, untuk memastikan performa yang lebih baik pada campaign selanjutnya.
