Self Development

Menjadi Bangsa Yang Memajukan Negara

bangsa

Sayaajarkan – Bangsa apa yang terbaik? Indonesia, Jerman, Jepang, atau Amerika Serikat? Menjadi bangsa terbaik ukurannya sangat absurd. Namun, ada berbagai hal yang dapat kita tiru dari para pendiri negara untuk menjadi sebuah bangsa yang memajukan negara.

Bangsa ini dibangun oleh bapak-bapak bangsa yang tidak PENDENDAM

Perhatikan komentar Buya Hamka atas pemenjaraan dirinya oleh Bung Karno,

Saya tidak pernah dendam kepada orang yang menyakiti saya. Dendam itu termasuk dosa. Selama dua tahun empat bulan saya ditahan, saya merasa semua itu merupakan anugerah yang tiada terhingga dari Allah kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan Kitab Tafsir Al-Qur’an 30 juz. Bila bukan dalam tahanan, tidak mungkin ada waktu saya untuk mengerjakan dan menyelesaikan pekerjaan itu.

Meskipun secara politik berseberangan, Soekarno tetap menghormati keulamaan Hamka. Menjelang wafatnya, Soekarno berpesan,

Bila aku mati kelak, minta kesediaan Hamka untuk menjadi imam shalat jenazahku…

Meskipun banyak yang tidak setuju, Buya Hamka dengan ikhlas memenuhi wasiat Soekarno memimpin shalat jenazah tokoh yang pernah menjebloskannya ke penjara itu.

Bung-Karno

Bangsa ini dibangun oleh para negarawan yang tegas tapi santun

Karena kritiknya yang tegas pada Orde Baru, Mohammad Natsir bersama kelompok petisi 50 dicekal. Natsir dilarang untuk melakukan kunjungan luar negeri seperti mengikuti Konferensi Rabithah Alam Islami. Bahkan Natsir tidak mendapat izin untuk ke Malaysia menerima gelar doktor kehormatan dari Universiti Kebangsaan Malaysia dan Universiti Sains Pulau Pinang.

Di balik kritik yang ia lancarkan, ia tetap bersikap santun. Misalnya pada beberapa kali perayaan Idul Fitri, ia selalu saja hadir dalam acara silaturahmi di kediaman Soeharto di Cendana, meskipun keberadaannya seringkali tidak ditanggapi oleh Soeharto saat itu.

Bahkan bukan hanya bersikap santun, ia secara sadar juga turut membantu pemerintahan Orde Baru untuk kepentingan pemerintah sendiri. Misalnya, ia membantu mengontak pemerintah Kuwait agar dapat menanam modal di Indonesia dan meyakinkan pemerintah Jepang tentang kesungguhan Orde Baru membangun ekonomi.

Bangsa ini berdiri karena para founding fathers yang toleran dan penuh empati

Prawoto Mangkusasmito, Ketua Umum Masyumi setelah Mohammad Natsir, hidup sangat sederhana bahkan tak punya rumah. Ketua Umum Partai Katolik Indonesia, IJ Kasimo berinisiatif menginisiasi urunan untuk membelikan rumah bagi Prawoto.

Prawoto

Bangsa ini besar karena kesederhanaan pemimpinnya.

Bung Hatta pernah punya mimpi untuk membeli sepatu Bally. Dia menyimpan guntingan iklan yang memuat alamat penjualnya. Ia kemudian menabung, mengumpulkan uangnya sedikit demi sedikit agar bisa membeli sepatu idaman tersebut.

Namun, apa yang terjadi?

Ternyata uang tabungan tidak pernah mencukupi untuk membeli sepatu Bally. Uang tabungannya terambil untuk keperluan rumah tangga atau untuk membantu orang-orang yang datang kepadanya guna meminta pertolongan. Alhasil, keinginan Bung Hatta untuk membeli sepasang sepatu Bally tak pernah kesampaian hingga akhir hayatnya. Bahkan, yang lebih mengharukan, ternyata hingga wafat, guntingan iklan sepatu Bally tersebut masih tersimpan dengan baik.

bung_hatta

Bangsa ini kokoh karena pemimpinnya menjunjung fairness

Ketika hubungan Soekarno dan Hatta merenggang, beberapa orang yang pro Soekarno tidak mencantumkan nama Hatta pada teks proklamasi. Soekarno dengan marah menegur,

Orang boleh benci pada seseorang ! Aku kadang-kadang saling gebug dengan Hatta !! Tapi menghilangkan Hatta dari teks proooklaamaasii, itu perbuatan pengecut !!!

Hari ini kita menentukan apakah bangsa ini jadi pemenang atau pengecut.

Jadi besar atau kerdil.

Jadi pemaaf atau pendendam.

Jadi penuh empati atau suka menghakimi.

Jadi penyebar damai atau penebar fitnah.

Yang akan menentukan masa depan bangsa ini bukan hanya siapa yang terpilih, tapi juga bagaimana sikap pendukungnya.

Bukan hanya menghargai siapa yang menang, tapi juga mengapresiasi mereka yang berjiwa besar menyikapi kekalahannya.

Selamat ulang tahun kemerdekaan ke 71 Indonesiaku…….

Click to comment

You must be logged in to post a comment Login

Leave a Reply

To Top