SayaAjarkan – Bagi kalian yang menyukai dunia luar angkasa atau antariksa, pasti tahu kalau ada banyak sekali hal misterius yang menarik untuk dipelajari selain planet dan bintang. Nebula misalnya.
Tahukah kamu? Nebula berbeda dengan galaksi. Galaksi adalah sebuah sistem masif yang terikat gaya gravitasi yang terdiri atas bintang, gas dan debu medium antarbintang, serta dark matter.
Lalu apa itu nebula? Nebula adalah awan antarbintang yang terdiri dari debu, gas, dan plasma. Awalnya nebula adalah nama umum untuk semua objek astronomi yang membentang, termasuk galaksi di luar Bima Sakti.
Seperti dikutip dari laman Space Place, beberapa nebula berasal dari gas dan debu yang dikeluarkan oleh ledakan bintang yang sekarat, seperti supernova.
Bagaimana bintang terbentuk di nebula?
Nebula terbuat dari debu dan gas, kebanyakan hidrogen dan helium. Debu dan gas dalam nebula sangat tersebar, tetapi gravitasi perlahan dapat mulai menyatukan gumpalan debu dan gas. Saat rumpun ini semakin besar, gravitasinya semakin kuat.
Akhirnya, gumpalan debu dan gas menjadi sangat besar sehingga runtuh karena gravitasinya sendiri. Runtuhnya menyebabkan materi di pusat awan memanas. Inti panas inilah awal dari sebuah bintang baru.
Di mana nebula berada?
Nebula ada di ruang antara bintang-bintang yang juga populer sebagai interstellar space atau ruang antarbintang.
Nebula terdekat dengan Bumi namanya Nebula Helix. Ini adalah sisa dari bintang yang sekarat.
Jaraknya sekitar 700 tahun cahaya dari Bumi. Itu berarti bahkan jika kamu bisa melakukan perjalanan dengan kecepatan cahaya, maka kamu masih perlu 700 tahun untuk sampai ke sana!
Bagaimana kita tahu seperti apa bentuk nebula?
Para astronom menggunakan teleskop yang sangat kuat untuk mengambil gambar nebula yang jauh.
Teleskop luar angkasa seperti Teleskop Spitzer milik NASA dan Teleskop Luar Angkasa Hubble telah menangkap banyak gambar nebula yang sangat jauh.
Siapa penemu nebula, tempat lahirnya bintang?
Seperti kebanyakan hal di antariksa, banyak orang dapat mengklaim gelar penemu nebula.
Penyebutan pertama mungkin terjadi pada tahun 964 oleh astronom Persia Abd al-Rahman al-Sufi, yang menulis tentang Galaksi Andromeda.
Para astronom Arab dan Cina awalnya juga memperhatikan penciptaan Crab Nebula sebagai hasil dari supernova pada tahun 1054.
Baru pada abad ke-17, dengan kemajuan optik, nebula menjadi lebih diamati. Pada tahun 1610, Nicolas-Claude Fabri de Pieresc menemukan Nebula Orion, yang kemudian diamati pada tahun 1618 oleh Johann Baptist Cysat.
Namun, pengamatan terperinci pertama baru dilakukan oleh ilmuwan terkenal Christiaan Huygens pada tahun 1659.
By the way, Huygens juga adalah orang pertama yang menemukan formula standar untuk gaya sentripetal yang diterbitkannya pada tahun 1659. Jadi itu merupakan tahun yang besar bagi Huygens.
Sekitar 50 tahun kemudian, Edmond Halley menulis sekitar enam nebula yang berbeda. Dia juga menemukan sebuah komet yang dinamai menurut namanya, yakni Komet Halley.
Selanjutnya, nama-nama terkenal lain berbondong-bondong meneliti nebula selama bertahun-tahun.
Edwin Hubble
Edwin Hubble membantu mengkategorikan nebula berdasarkan spektrum cahaya yang mereka hasilkan. Ia juga menemukan bahwa hampir semua nebula berhubungan dengan bintang dan terterangi oleh cahaya bintang.
Beberapa nebula cukup terang untuk dilihat dengan mata telanjang. Nebula Orion adalah salah satunya, terletak di antara bintang-bintang di konstelasi pedang Orion.
Banyak lainnya bisa terlihat melalui teleskop, tergantung pada berapa banyak bintang di sekitarnya untuk menerangi awan debu yang membentuk nebula.
Sayangnya, seringkali sulit untuk membedakan antara gugus bintang, galaksi, dan nebula karena susunannya yang mirip.
