SayaAjarkan – Lewat Music of the Spheres, band asal Inggris, Coldplay kembali meneruskan kemerdekaannya dalam menciptakan musik.
Setelah mencoba merangkum kehidupan lewat album kedelapannya, Everyday Lives, kini mereka mencoba melompat lebih jauh ke antariksa melalui suguhan musik bernuansa luar angkasa.
Album ini sendiri konon terinspirasi dari pertunjukkan band fiktif yang tengah beraksi di sebuah tempat transit di planet Tatooin. Adegan ini ada di film Star Wars IV: A New Hope.
Meski band tersebut bukan bagian utama dari alur cerita A New Hope. Namun kemunculan mereka memberi inspirasi bagi Chris Martin cs tentang gambaran sebuah band yang ada di luar bumi.
Dari ide itulah, Coldplay kemudian meramu sebuah musik yang mereka klaim jauh berbeda dengan warna yang mereka kerjakan sebelumnya.
“Kami telah mencoba membayangkan seperti apa musik yang terdengar di planet lain, dan mencoba merealisasikannya. Jadi (saat membuatnya) kami tidak menganggap diri kami sebagai band Coldplay dari Inggris,” ujar Chris.
Chris mengungkapkan, album ini menggambarkan sistem planet fiksi bernama The Spheres yang terdiri dari sembilan planet, tiga satelit alami, satu bintang dan nebula terdekat.
Setiap lagu di album lahir sebagai perwakilan benda angkasa dari The Spheres.
Membedah isi album Coldplay, Music of the Spheres
Album ini dibuka dengan intro yang cukup memikat, yang diberi judul Music of the Spheres, persis seperti albumnya.
Nuansa yang terasa seperti perjalanan menembus dimensi tersebut kemudian disambut oleh single keduanya, Higher Power yang tampil secara upbeat dengan synth yang cukup kental.
Untuk lirik, lagunya menceritakan tentang astronot di dalam tubuh kita yang memiliki kemampuan untuk memunculkan versi terbaik dari diri kita. Di luar liriknya yang menyentuh, chorusnya cukup nikmat untuk diputar berulang-ulang.
Usai lagu kedua, petualangan kita akan dilanjutkan dengan track berjudul Humankind yang mengangkat tema kemanusiaan.
Tempo lagu ini terasa hampir sama kencangnya dengan Higher Power, namun terasa lebih megah dengan reffnya yang tampil diiringi choir yang menawan. Boleh dibilang, ini adalah salah satu lagu yang terbaik di album ini.
Selanjutnya, setelah dibasuh dengan jembatan instrumental bertajuk Alien Choir, kita diperdengarkan duet pertama Coldplay dengan Selena Gomez melalui single Let Somebody Go.
Kali ini, piano cukup mendominasi dengan tempo yang jauh lebih menenangkan. Suara Selena juga sukses membungkus lagu ini menjadi semakin nyaman di telinga.
Human Heart dan masuknya unsur rock
Human Heart tampil sebagai lagu keenam di album ini, yang dibawakan secara kolaborasi dengan We Are King dan Jacob Collier.
Menceritakan tentang kekuatan hati manusia, lagu ini benar-benar menunjukkan kemerdekaan Coldplay dalam bermusik. Lihat saja bagaimana mereka berbagi harmoni dengan suguhan akapela. Hal ini tentu memberikan kenikmatan tersendiri bagi telinga kita.
Selanjutnya, waktunya untuk sedikit bermain rock lewat People of the Pride. Sentuhan gutar elektrik membuat lagu ini terasa paling raw dari lagu-lagu lainnya. Bisa jadi, ini adalah single terkeras di album ini.
Di lagu kedelapan yaitu Biutyful, Coldplay kembali ke konsep awal yang kita dengarkan di Higher Power dan Humankind. Efek suara serta synth yang nyaman seolah mengingatkan kita kembali akan benang merah dari album ini.
BTS hingga lagu terpanjang Coldplay
Usai bersenang-senang dengan 8 lagu di atas, kita akan masuk ke atmosfir keriuhan penonton lewat Music of the Sphere II yang berlangsung sekitar 21 detik.
Gambaran tersebut langsung jadi masuk akal saat masuk ke lagu berikutnya yaitu My Universe yang dibawakan bareng boyband asal Korea Selatan, BTS.
Seperti gambaran keriuhan tadi, kolaborasi ini tentunya menghasilkan kehebohan yang luar biasa, serta menjadi pertemuan silang antara fans Coldplay dengan fans BTS yang sama-sama militan.
Bagian akhir yang mencengangkan
Menuju bagian akhir, kita akan menghadapi pengalaman yang cukup memukau lewat Infinity, single instrumental terpanjang mereka di album ini, serta lagu penutup bertajuk Coloratura yang durasinya mencapai 10 menit lebih.
Di lagu tersebut lah, Coldplay benar-benar menunjukkan inti dari album Music of the Sphere, sebuah konsep pemaknaan kehidupan yang tertuang dengan baik dalam bentuk musik.
Ya, lagu terakhir ini memang agak sulit untuk dijelaskan, namun akan benar-benar membuatmu termenung kala mendengarkannya. Sungguh sebuah penutup yang hebat.
Coldplay digawangi oleh Chris Martin (vokal), Johnny Buckland (gitar), Guy Berryman (bass), dan Will Champion (drum). Band ini telah menelurkan 9 album dan menjual lebih dari 100 juta kopi di seluruh dunia.
Pesan terakhir, buat para alien yang tak sengaja mendengarkan karya ini, silahkan sebarkan dan perkenalkan makna kemanusiaan ke seisi Antariksa.
